Main Menu

Minggu, 13 Juni 2010


Dochi PWG : Mendadak Ngerap
Sebagai penutup pertunjukan, Dochi
nekat jadi rapper.

( Penulis : Rastiaka Atha
Hestaviyasa )

Frontman PWG yang satu ini
memang penuh kejutan. Setelah
pindah haluan menjadi bassist, baru
saja Dochi menunjukan keahliannya
menjadi rapper. Seluruh
pengunjung gelaran Live & Loud
menjadi saksinya. ketika PWG
membawakan lagu terakhirnya
Berdiri Terinjak, mendadak Dochi
menyelipkan sebuah aksi rap.
Nggak cuma Hai Online aja yang
kaget, Partydoks yang datang
menonton pun langsung bersorak
melihat idolanya mendadak jadi
rapper. Serunya lagi, bagian rap
yang dibawakan Dochi dibawakan
dengan apik dengan diiringi
hentakan beat dari sang drummer,
Aldy Kumis.

Penasaran kayak apa? Pantengin
terus aksi panggung mereka, man!

Jumat, 30 April 2010

THE BANERIES


Anggota:
Rafly - Vokal, Bass
Yudhi - Gitar, Vokal
Egi - Lead Gitar, Vokal
Oddo - Keyboard, Vokal
Adam - Drum
Genre:
British Sunshine Pop
Kota Asal:
Indonesia
Perusahaan Rekaman:
myOyeah music

The Banery. Nama The Banery merupakan singkatan dari nama dari masing – masing personil. Awal terciptanya band ini di latar belakangi oleh keinginan untuk berekspresi, dan mencoba ber-eksperimen dalam menyatukan berbagai genre music dari tiap personil yaitu Rock and Roll, Opera, Rock, Alternative, dan British Pop . Musik the banery sendiri mendapat influence dari sebuah band asal Liverpool. Sejak memakai nama The Banery mereka mulai aktif menciptakan lagu karya sendiri. Salah satu single mereke “Karena Dia” berhasil muncul sebagai salah satu single terbaik di album kompilasi LA LIGHTS INDIFEST COMPILATION ALBUM VOL.3 yang release bulan Maret 2009. Dengan kebulatan tekad dan kekuatan materi lagu yang dimiliki, The Banery sedang memasuki fase produksi full album dengan 9 hitsnya. Pengarapan album ini ditangani oleh myOyeah music dan artisitik lagu Produced by Krisna J Sadrach. Album mereka diperkirakan akan release bulan April 2009. Minggu, 19 April 2009 09:10 Lihat Biografi Harapan Jaya The Banery Band Foto: Anang BERI KOMENTAR CETAK BERITA INI KIRIM KE TEMAN KOMENTAR FANS HARAPAN JAYA Tau bencana terdahsyat? Buktiin di 'Disaster Movies' Kapanlagi.com - Salah satu finalis LA Light Indiefest 2008 ini punya ciri khas yang lain dibanding band-band lain yang ikut dalam festival itu. The Banery Band berani berpenampilan layaknya artis tahun 70-an dan mengusung musik ala Beatles dan band British lainnya dengan sentuhan musik rock and roll. Single Karena Dia yang dibawakan The Banery mampu membuat para juri di festival itu memilih mereka untuk dijadikan salah satu lagu andalan di album kompilasi LA LIGHT INDIEFEST VOL 3. "Kita sangat bersyukur ternyata musik kita bisa masuk ke album kompilasi ini. Dan sebentar lagi kita juga akan membuat album full sendiri," ujar Rafly, vokalis sekaligus bassist The Banery Band, saat ditemui di peluncuran album LA LIGHT INDIEFEST VOL 3 di Pisa Cafe, Menteng, Jakpus, Kamis (16/04) lalu. Grup yang digawangi Rafly (vokal dan bass), Egi (vokal dan lead guitar), Yudi (vokal dan rhythim guitar), Oddo (vokal dan Keyboard) dan Adam (Drum) ini memang berbeda dari band-band lain yang ada pada saat ini. Selain mengusung musik tahun 70-an, band ini juga tidak mau mengikuti pasar yang sedang dilanda musik Melayu. Dan ada satu lagi yang istimewa, semua personel di band ini bisa jadi vokalis. "Band kami berbeda dengan band-band yang ada karena band kami tidak membawakan musik Melayu. Kami lebih memilih musik tahun 70-an yang ter-influence dari The Beatles. Selain itu, semua anggota band selain memegang alat musik mereka juga bernyanyi," pungkas Yudi.

Selasa, 20 April 2010

SEJARAH KABUPATEN BATANG



Menurut sejarah, Batang telah memiliki dua kali periode pemerintahan Kabupaten. Periode I diawali zaman kebangkitan kerajaan Mataram Islam (II) sampai penjajahan asing, kira-kira dari awal abad 17 sampai dengan 31 Desember 1935. Sedang periode II, dimulai awal kebangkitan Orde Baru (8 April 1966) sampai sekarang, bahkan Batang dapat ditelusuri sejak pra-sejarah.

Sejak dihapuskan status Kabupaten (1 Januari 1936) sampai tanggal 8 April 1966, Batang tergabung dengan Kabupaten Pekalongan.

Tahun 1946, mulai ada gagasan untuk menuntut kembalinya status Kabupaten Batang. Ide pertama lahir dari Pak Mohari yang disalurkan melalui sidang KNI Daerah dibawah pimpinan H.Ridwan alm. Sidang bertempat di gedung bekas rumah Contrder Belanda (Komres Kepolisian 922).

Tahun 1952, terbentuk sebuah Panitia yang menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Batang. Panitia ini dinamakan Panitia Pengembalian Kabupaten Batang, yang bertugas menjalankan amanat masyarakat Batang.

Dalam kepanitiaan ini duduk dari kalangan badan legislatif serta pemuka masyarakat yang berpengaruh saat itu. Susunan panitianya terdiri atas RM Mandojo Dewono (Direktur SGB Batang) sebagai Ketua, R. Abutalkah dan R. Soedijono (anggota DPRDS Kabupaten Pekalongan) sebagai Wakil Ketua. Panitia juga dilengkapi dengan dua anggota yaitu R. Soenarjo (anggota DPRDS yang juga Kepala Desa Kauman) dan Rachmat (anggota DPRDS).

Tahun 1953, Panitia menyampaikan Surat Permohonan terbentuknya kembali status Kabupaten Batang lengkap satu berkas, yang langsung diterima oleh Presiden Soekarno pada saat mengadakan peninjauan daerah dan menuju ke Semarang dengan jawaban akan diperhatikan.

Tahun 1955, Panitia mengutus delegasi ke pemerintah pusat, yang terdiri atas RM Mandojo Dewono, R.Abutalkah, dan Sutarto (dari DPRDS).

Tahun 1957, dikirim dua delegasi lagi. Delegasi I, terdiri atas M. Anwar Nasution (wakil ketua DPRDS), R.Abutalkah, dan Rachmat (Ketua DPRD Peralihan). Sedangkan delegasi II dipercayakan kepada Rachmat (Kepala Daerah Kabupaten Pekalongan), R.Abutalkah, serta M.Anwar Nasution.

Tahun 1962, mengirimkan utusan sekali. Utusan tersebut dipercayakan kepada M. Soenarjo (anggota DPRD Kabupaten Pekalongan dan juga Wedana Batang) sebagai ketua, sebagai pelapor ditetapkan Soedibjo (anggota DPRD), serta dibantu oleh anggota yaitu H. Abdullah Maksoem dan R. Abutalkah.

Tahun 1964, dikirim empat delegasi. Delegasi I, ketuanya dipercayakan R. Abutalkah, sedang pelapor adalah Achmad Rochaby (anggota DPRD). Delegasi ini dilengkapi lima orang anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, yaitu Rachmat, R. Moechjidi, Ratam Moehardjo, Soedibjo, dan M. Soenarjo.

Delegasi II, susunan keanggotaannya sama dengan Delegasi I tersebut, sebelum menyampaikan tuntutan rakyat Batang seperti pada delegasi-delegasi terdahulu, yaitu kepada Menteri Dalam Negeri di Jakarta diawali penyampaian tuntutan tersebut kepada Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah di Semarang.

Delegasi III, yang juga susunan keanggotaannya sama dengan Delegasi I dan II kembali mengambil langkah menyampaikan tuntutan rakyat Batang langsung kepada Mendagri. Sedang Delegasi IV mengalami perubahan susunan keanggotaan. Dalam delegasi ini sebagai ketua R. Abutalkah, sebagai wakil ketua Rachmat, sedangkan sebagai pelapor adalah Ratam Moehardjo, Ahmad Rochaby sebagai sekretaris I, R. Moechjidi sebagai sekretaris II serta dilengkapi anggota yaitu Soedibjo dan M. Soenarjo.

Tahun 1965, diutus delegasi terakhir. Sebagai ketua R. Abutalkah, wakil ketua Rachmat, sekretaris I Achmad Rochaby, sekretaris II R. Moechjidi, pelapor Ratam Moehardjo serta dilengkapi dua orang anggota yaitu M. Soenarjo dan Soedibjo. Delegasi terakhir atau kesepuluh itu, memperoleh kesempatan untuk menyaksikan sidang paripurna DPR GR dalam acara persetujuan dewan atas Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pemerintah Kabupaten Batang menjadi Undang-undang.

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Batang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965, yang dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 52, tanggal 14 Juni 1965 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri RI Nomor 20 Tahun 1965, tanggal 14 Juli 1965.

Tanggal 8 April 1966, bertepatan hari Jumat Kliwon, yaitu hari yang dianggap penuh berkah bagi masyarakat tradisional Batang, dengan mengambil tempat di bekas Kanjengan Batang lama (rumah dinas yang sekaligus kantor para Bupati Batang lama) dilaksanakan peresmian pembentukan Daerah Tingkat II Batang.

Upacara yang berlangsung khidmat dari jam 08.00 s/d 11.00 itu, ditandai antara lain dengan Pernyataan Pembentukan Kabupaten Batang oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah Brigjend (Tit) KKO-AL Mochtar, pelantikan R. Sadi Poerwopranoto sebagai Pejabat Bupati Kepala Daerah Batang, serah terima wewenang wilayah dari Bupati KDH Pekalongan kepada Pejabat Bupati KDH Batang, serta sambutan dari Gubernur Kepala Daerah Jawa Tengah.
TRADISI KIRAB PUSAKA ABIRAWA

Kirab pusaka merupakan suatu kegiatan rutin setiap tahunnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Batang, juga merupakan perayaan menyambut hari jadi Pemkab. Batang. Penyelenggaraan Kirab Pusaka ini baru dimulai sejak tahun 2003 dengan tujuan untuk :
1. Melestarikan budaya leluhur sebagai agenda kepariwisataan di Kabupaten
Batang;
2. Sebagai bukti bahwa Kabupaten Batang telah ada sejak lama, sekitar 500
tahun silam, namun pada tahun 1936 s/d 7 April 1968 bergabung dengan
Kabupaten Pekalongan;
3. Sebagai prosesi rirual tolak balak.

Kabupaten Batang terletak di pantai utara Jawa Tengah. Luas daerah 788.642,16 km2. Batas-batas wilayahnya sebelah utara Laut Jawa, sebelah timur Kabupaten Kendal, sebelah selatan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, sebelah barat Kabupaten dan Kodya Pekalongan.

Posisi tersebut menempatkan wilayah Kabupaten Batang, utamanya Ibu Kota Pemerintahannya pada jalur ekonomi pulau Jawa sebelah utara. Arus transportasi dan mobilitas yang tinggi di jalur pantura memberikan kemungkinan Kabupaten Batang berkembang cukup prospektif di sektor jasa transit dan transportasi.
Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan. Dengan kondisi ini Kabupaten Batang mempunyai potensi yang sangat besar untuk agroindustri, agrowisata dan agrobisnis.
LAMBANG DAERAH
Lambang yang digunakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batang adlaah lukisan yang berbentuk dasar perisai yang berukuran 4 : 5, yang melambangkan tekad rakyat Batang untuk mempertahankan daerahnya, baik dalam arti sempit maupun daerah dalam pengertian sebagai Wilayah Republik Indonesia.
BINTANG BERSUDUT LIMA berwarna emas, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
PADI DAN KAPAS , melambangkan harapan rakyat akan terpenuhinya kemakmuran (murah sandang, murah pangan).
GUNUNG, PABRIK, BATIK DAN LAUT, mengandung rangkaian pengertian bahwa Batang mempunyai daerah pegunungan yang penuh dengan kekayaan alam, dataran rendah yang kaya perusahaan-perusahaan dan laut yang sepanjang masa menghasilkan ikan.
PUSAKA:
KERIS, suatu pusaka yang melambangkan tokok pimpinan.
TOMBAK, pusaka yang biasa menjadi pegangan prajurit / rakyat.
GABUNGAN ANTARA KERIS DAN TOMBAK, melambangkan kesatuan antara yang memimpin dan yang dipimpin.
PABRIK, menjelaskan bahwa di Batang terdapat banyak perusahaan. Dari perusahaan makanan rakyat, perusahaan sandang sampai dengan perusahaan yang menghasilkan bahan-bahan ekspor, antara lain tapioka, karet, coklat, teh, kapuk, dan lain-lain.
BATIK SOGAN, menunjukkan bahwa seni batik ini merupakan seni kerajinan rakyat yang mendarah daging turun temurun sekaligus melambangkan bahwa rakyat Batang memelihara kebudayaan bangsa / daerah yang berkepribadian.
IKAN, menjelaskan bahwa Batang mempunyai laut dan tambak-tambak yang sepanjang masa menghasilkan ikan. Bukan hanya untuk daerah setempat, tetapi bahkan dapat memenuhi pasar-pasar ikan di daerah lain.
PITA berwarna kuning emas yang terletak di bawah, melambangkan benang emas yang mengikat semua ciri kepribadian serta budi dan daya rakyat seperti terdapat dalam lambang tersebut di atas.

Pengertian Tentang Jumlah Bagian-bagiannya
Butir padi berjumlah 17 (tujuh belas) bersama bunga kapas berjumlah 8 (delapan) di dalam perisai berukuran 4 : 5 mengandung pengertian tentang kesetiaan rakyat akan semangat 17 Agustus 1945.
Pita yang berbentuk angka 8 (delapan), atap pabrik yang berpuncak 4 (empat) dan gelombang laut yang 6 (enam) di atas dan 6 (enam) di bawah menerangkan tentang hari kembalinya Batang menjadi Daerah Kabupaten lagi pada tanggal 8 April 1966 setelah 30 tahun bergabung dengan Pekalongan.
Ikan yang berjumlah 2 (dua) ekor dan terletak berhadapan mengandung arti bahwa di Batang selalu ada dua kekuatan yang saling embat-embatan / musyawarah, nampaknya agak bertentangan satu sama lain, tetapi sebenarnya adalah saling mengisi.

Selasa, 19 Januari 2010

Band J-ROCKS

Nama J-rocks sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta musik Jepang di Indonesia karena nama ini seakan mewakili genre Japanese Rock. Inspirasi nama J-ROCKSTARS adalah dari sebuah stiker bertuliskan ROCKSTAR, dengan harapan suatu saat akan menjadi Rockstar (bintang musik rock). Tambahan huruf J di depannya untuk mewakili band itu sendiri dengan alasan J bisa berarti Jepang karena awalnya mereka memainkan J-Music, Jakarta karena mereka berasal dari Jakarta, Jujur dalam bermusik dalam artian memainkan apa yang bener-bener mereka suka dan ingin memainkan musik yang ber-soul (jiwa). Nama J-ROCKSTARS akhirnya disingkat menjadi J-ROCKS karena adanya masalah penyebutan, sementara nama J-ROCKSTARS sendiri menjadi nama dari fans J-ROCKS.

Awal 2004, JRS (singkatan dari J-ROCKSTARS) mengikuti festival musik Nescafe Get Started 2004 yang disponsori oleh Nescafe, Trans TV, dan Aquarius Musikindo. Masing-masing personil meraih best vocalist, best guitarist, best bassist, dan best drummer. Mereka berhasil menjuarai festival tersebut dan berkesempatan membuat album kompilasi Nescafe Get Started yang merupakan awal bentuk kerjasama mereka dengan Aquarius Musikindo. Mereka akhirnya berhasil meluncurkan album perdana nya yang bertajuk "Topeng Sahabat" dengan label Aquarius pada pertengahan tahun 2005.

Band ini semakin dikenal sejak munculnya album kedua Spirit, J-Rocks memainkan bermacam-macam beat dan aliran musik seperti Rock 'n Roll (Juwita Hati), Waltz/ Victorian (Tersesal), blues, klasik ;;(classic), dan lain sebagainya.

Pada lagu berjudul "Kau Curi Lagi" mereka memperkenalkan gitaris wanita, Prisa Rianzi dan pada lagu "Juwita Hati" mereka membuat video klip di Jepang yang digarap oleh Hedy Suryawan. Shalvynne Chang , Sato , Boppy pada video klip ini berperan sebagai fans J-Rocks yang mengejar idolanya dari Indonesia sampai ke Jepang. Konsep yang menarik membuat video klip ini populer di Indonesia.

J-Rocks mengukir sejarah sebagai band Indonesia pertama yang rekaman di studio legendaris Abbey Road, Inggris. Proses rekaman dan mixing lagu-lagu terbaru mereka itu rencananya akan dilakukan selama lima hari dari tanggal 12 sampai 16 Oktober 2008.

Kesempatan berharga ini diperoleh J-Rocks karena mereka terpilih menjadi band terbaik di ajang A Mild Live Soundrenaline 2008. Band yang digawangi Iman (vokal dan gitar), Sony (gitar), Wima (bas), dan Anton (drum) ini terpilih sebagai band terbaik di ajang tersebut karena mampu tampil sesuai dengan tema free your voice dan berhasil membawa tema save our music and culture.

Bagi band yang beraliran Japanese pop/rock itu, perjalanan menuju Abbey Road Studios diharapkan bisa menjadi pintu gerbang untuk bisa go international. Untuk rekaman nanti mereka menyiapkan tiga lagu singel yang rencananya akan dirilis oleh PT Aquarius Musikindo. Lagu-lagu tersebut sementara diberi judul Falling Love, Hanya Aku, dan Meraih Mimpi.

Tentang musik J-Rocks kedepan

DI album mereka yang kedua (SPIRIT) yang masih diproduseri oleh bongky (BIP) kemampuan J-Rocks semakin terasa tajam, aransemen musik mereka juga semakin variatif tanpa menghilangkan ciri khas J-Rocks yang terbalut apik, seperti single pertamanya, “Kau Curi Lagi” yang menggandeng ‘Prisa’ cewek pendatang baru dibelantika musik indonesia, maupun deretan Lagu yang lainnya di album ‘SPIRIT’ ini seperti ‘Juwita Hati’ yang lagunya terkesan rock n’ roll ria, terus ‘Cobalah Kau Mengerti’, ‘Saatnya Kau Bicara’, ‘semakin Sendiri’ yang didengar easy listening, terus ada Lagi yang paling unik yaitu ‘Tersesal’, sedih, rock, jazz, dibalut jadi satu. Mau denger yang bisa goyang juga ada seperti ‘Spirit’, ’Mestinya Kau Tahu’, ‘Aku harus Bisa’, & ’PDKT’.

Pada album Spirit, lagu-lagunya lebih soft daripada yang pertama disamping mungkin market lebih mudah menerima yang beginian, Iman ngaku kalo itu semua karena “lagi pengen” saja dan mungkin buat album ke 3 kelak J-Rocks bisa saja kembali ngerock abis atau bahkan ganti musik ajeb-ajeb geleng-geleng,tapi yang pasti apapun itu kesemuanya harus berasal dari semangat bermusik yang jujur. Yah kita tunggu saja Fren!!!